OBAT-OBAT YANG SERING DIRESEPKAN PADA USIA LANJUT DAN PERTIMBANGAN PEMAKAIAN - OBAT-OBAT SISTEM SARAF PUSAT
Sedativa-hipnotika --> Mengingat sering diresepkannya obat-obat golongan sedativa-hipnotika pada pasien usia lanjut, maka efek samping obat golongan ini yang diketahui maupun tidak diketahui oleh pasien relatif lebih sering terjadi. Pasien merasa tidak enak badan setelah bangun tidur (dapat terjadi sepanjang hari), sempoyongan, gelisah, kekakuan dalam bicara dan kebingungan beberapa waktu sesudah minum obat. Sebagai contoh, waktu paruh beberapa obat golongan benzodiazepin dan barbiturat meningkat sampai 1,5 kali.
Namun
lorazepam dan oksazepam mungkin kurang begitu terpengaruh oleh perubahan
ini. Efek samping yang perlu diamati pada penggunaan obat
sedativa-hipnotika antara lain adalah ataksia. Diazepam tablet,
nitrazepam, flurazepam menyebabkan depresi susunan syaraf meningkat. Fungsi
tubulus juga memburuk akibat bertambahnya usia dan obat semacam litium,
yang secara aktif disekresi oleh tubulus ginjal, mengalami penurunan
faali glomerolus dan tubulus.
Antidepresan trisiklik --> amitriptyline, amoxapine, imipramine, lofepramine, iprindole, protriptyline, dan trimipramine menyebabkan dapat menimbulkan hipotensi ortostatik.
Obat saraf skizoprenia --> fenotiazin ( mis : Klorpromazin) menyebabkan Hipotensi postural, hipotermia
Relaksan otot polos, anti spasmodic --> Atropin sulfat tablet menyebabkan efek samping yang terjadi kadang-kadang kebingungan (biasanya pada usia lanjut)
Analgetika --> Dengan
menurunnya fungsi respirasi karena bertambahnya umur, maka kepekaan
terhadap efek respirasi obat-obat golongan opioid (analgetika-narkotik)
juga meningkat. Jika tidak sangat terpaksa dan indikasi pemakaian tidak
terpenuhi, maka pemberian analgetika-narkotik pada usia lanjutnya
hendaknya dihindari Antidepresansia:
Obat-obat
golongan antidepresan trisiklik yang cukup banyak diresepkan ternyata
sering menimbulkan efek samping pada usia lanjut, yang antara lain
berupa mulut kering, retensi urin, konstipasi, hipotensi postural,
kekaburan pandangan, kebingungan, dan aritmia jantung. Jika terpaksa
diberikan, maka sebaiknya dimulai dari dosis terendah, misalnya
imipramin 10 mg pada malam hari. Selain itu diperlukan pula pemantauan
yang terus menerus untuk mencegah kemungkinan efek samping tersebut.
Analgesik golongan narkotika --> Petidin dapat memproduksi metabolit aktif, sehingga obat ini juga perlu diberi dalam dosis lebih kecil pada lansia.
Analgesik antipretik --> Aspirin menambah intensitas perdarahan, waspadai penggunaan tramadol tablet pada lansia
Analgesik antipiretik antiinflamasi --> Waspadai penggunaan asam mefenamat pada lansia, Ibuprofen
(lansia memerlukan dosis yang lebih rendah karena metabolisme tubuh
mereka tidak lagi bekerja cepat sehingga mereka cenderung mempertahankan
obat penghilang rasa sakit lebih lama dalam tubuh)
--- basic of nutrition ---